Jumat, 17 Desember 2010

UN 2011 tidak ada UN Ulangan

PENDIDIKAN - PENDIDIKAN
Jum'at, 17 Desember 2010 , 19:12:00

JAKARTA - Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kementerian Pendidikan Nasional (Kemdiknas), Mansyur Ramli, menegaskan bahwa dengan adanya formula baru ujian nasional (UN), maka dipastikan UN ulangan ditiadakan. Menurutnya, formula UN yang baru tersebut sudah memberi kesempatan lebih besar kepada para siswa untuk lulus.

"Formula yang baru ini tentunya semakin memberikan kesempatan dan peluang bagi siswa untuk lulus. Tingkat kemudahan, atau probabilitas kelulusan semakin tinggi. Di mana nilai rapor dari kelas 1 sampai kelas 3, semuanya diperhitungkan," ungkap Mansyur, ketika ditemui di sela acara Sosialisasi Kebijakan Ujian Nasional (UN), di Hotel Sultan, Jakarta, Jumat (17/12).

Selain itu, alasan lain kenapa UN ulangan ditiadakan, lanjut Mansyur, adalah untuk lebih mengefisiensikan waktu dan anggaran. Dikatakannya, jika UN ulangan dilaksanakan, maka akan memakan waktu yang lebih lama, sekaligus juga pengendalian serta pengawasan dari pihak pemerintah pusat dalam pelaksanaan UN akan semakin sulit.

"UN ulangan akan menghambat waktu, biaya dan lain sebagainya. Selain itu, kendali pengawasannya juga akan kurang. Hal ini memang belum final, tapi kemungkinan memang ditiadakan," paparnya.

Sementara itu, Ketua Badan Standarisasi Nasional Pendidikan (BSNP), Djemari Mardapi, juga menyebutkan bahwa dalam pelaksanaan UN tahun 2011, kemungkinan tidak akan ada UN ulangan. Selain itu katanya, UN utama untuk SMA/Madrasah Aliyah (MA), SMA Luar Biasa (SMA-LB) dan SMK, diagendakan akan dilaksanakan pada minggu pertama bulan Mei 2011. Sedangkan, untuk UN utama SMP/Madrasah Tsanawiyah (Mts) dan SMP Luar Biasa (SMP-LB), akan dilaksanakan pada minggu kedua bulan Mei 2011.

"UN susulan dilaksanakan satu minggu setelah pelaksanaan UN utama. Selanjutnya, ujian praktek kejuruan untuk SMK, dilaksanakan paling lambat satu bulan sebelum UN utama," tukasnya. (cha/jpnn)

Kamis, 16 Desember 2010

SBY Minta Guru Bantu Diangkat Menjadi PNS PDF Print Friday, 03 December 2010

JAKARTA (SINDO) – Nasib guru bantu yang belum menjadi pegawai negeri sipil (PNS) menjadi perhatian Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dalam peringatan Hari Guru Nasional dan HUT Ke-65 PGRI di Jakarta tadi malam.

Presiden menginstruksikan Menteri Pendidikan Nasional M Nuh dan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi EE Mangindaa nuntuk segeramenuntaskan pengangkatan para guru bantu menjadi PNS. Namun, Presiden mengingatkan bahwa pengangkatan tersebut harus dilakukan sesuai dengan tahapannya. “Tuntaskan pengangkatan guru bantu menjadi PNS sesuai dengan tahapannya.Pastikan pemerintah mempunyai jumlah PNS sesuai dengan kebutuhan untuk mencapai format ideal PNS,”tandasnya.

Presiden menambahkan bahwa kesejahteraan menjadi salah satu cara agar guru semakin profesional. Selain gaji yang layak,guru seharusnya diberi sejumlah fasilitas untuk meningkatkan mutu seperti peningkatan karier, perlindungan hukum,profesi serta keselamatan kerja ataupun memberikan beasiswa kepada guru yang belum mendapatkan sarjana. Dalam sambutannya, Presiden SBY menjelaskan, peningkatan kualitas pendidikan merupakan salah satu agenda penting pendidikan selain agenda aksesibilitas rakyat ke segala jenjang pendidikan.“

Pemerintah berupaya pertajam alokasi anggaran sehingga rakyat punya akses yang lebih baik di bidang pendidikan,”ujarnya. Lebih lanjut, Presiden mengingatkan, peningkatan kualitas pendidikan haruslah didukung guru yang bermartabat, profesional, dan sejahtera. Guru juga dituntut untuk tidak hanya menyiapkan generasi saat ini, tapi sekaligus generasi muda yang memiliki kemandirian dan daya saing di masa depan.

Sejalan dengan itu, Presiden pun meminta agar guru harus mampu melakukan reformasi metodologi pembelajaran, yakni sistem pembelajaran yang berbasis pada siswa, bukan lagi pada guru. “Pendidikan yang kita adakan saat ini menuntut pengembangan kualitas profesi guru.Insan pendidik yangmampumenciptakanlingkungan belajar inovatif, kondusif, dan agen pembaruan,”kata Presiden.

Dalam acara peringatan hari guru, semalam, Presiden SBY menganugerahkan penghargaan Satyalencana Pembangunan Bidang Pendidikan kepada kepala daerah yang mempunyai komitmen tinggi terhadap peningkatan mutu pendidikan, khususnya peningkatan profesionalisme guru dan tenaga kependidikan.Kepala daerah yang mendapatkan penghargaan adalah Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X dan Gubernur Jawa Tengah Bibit Waluyo.

Penghargaan serupa diberikan kepada tujuh bupati/wali kota,yaitu Bupati Sleman,Bupati Buol,Bupati Kudus, Bupati Demak, Bupati Bangka,Bangka Belitung,serta Bupati Jayapura. Selain itu,Presiden memberikan penghargaan Satyalencana pendidikan kepada 4guru, 4 kepalasekolah, dan 2 pengawas berprestasi dan berdedikasi luar biasa dalam melaksanakan tugas profesionalnya. (maesaroh)