Sejumlah guru yang menyatakan boikot uji kompetensi guru (UKG),
memenuhi janjinya. Para guru yang memboikot UKG tidak hadir di lokasi
UKG, meskipun mendapatkan panggilan untuk ikut ujian.
Sekretaris Jenderal Federasi Guru Independen Indonesia (FGII), Iwan
Hermawan, di Bandung, Selasa (31/7/2012), memenuhi janjinya tidak ikut
UKG sebagai bentuk boikot.
Iwan seharusnya mengikuti UKG pada Selasa ini di shift kedua yang dimulai pukul 10.00 WIB di SMAN 26 Bandung, dengan mata pelajaran sosiologi.
Tindakan serupa juga dilakukan Ketua Majelis Pertimbangan Organisasi
FGII, Hartono, yang juga menjabat Kepala SMAN 12 Bandung. Hartono
seharusnya UKG shift pertama pukul 07.00 WIB di SMAN 12 Bandung untuk mata pejalaran matematika.
Kedua guru tersebut lebih memilih mengajar daripada ikut UKG. “Kami
bependapat, UKG proyek dadakan dari Kemendikbud yang hanya pemborosan
waktu dan biaya. Selain itu, UKG sebagai bentuk evaluasi yang tidak
komprehenshif,” ujar Iwan.
Menurut Iwan, UKG hanya menguji kognisi. Padahal, praktik mengajar
menentukan 60 persen keberhasilan kegiatan belajar-mengajar. Hal itu
sebagaimana amanat PP 74 Tahun 2008 tentang guru yg menyebutkan, uji
kompetesi guru terdiri dari 60 persen praktik dan 40 persen teori.
“UKG ini cermin kegagalan Kemendikbud mensertifikasi 1,3 juta guru
yang diselenggarakan LPTK. Sebaiknya Kemendikbud lebih berkonsetrasi,
bagaimana untuk melakukan sertifikasi yang baik terhadap 1,6 juta guru
yg belum di sertifikasi, sehingga tidak gagal,” kata Iwan.
Iwan menyebutkan, evaluasi semestinya bukan guru, tetapi LPTK yang
menyelengarakan sertifikasi guru. “Kami menolak guru hanya dijadikan
kelinci percobaan. Makanya kami melawan,” tegas Iwan. (Sumber : Blog Opini Dan Informasi, Blogger Bojonegoro)
Rabu, 01 Agustus 2012
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar