Rabu, 01 Agustus 2012

Uji Kompetensi Guru (UKG) 2012

Sejumlah guru yang menyatakan boikot uji kompetensi guru (UKG), memenuhi janjinya. Para guru yang memboikot UKG tidak hadir di lokasi UKG, meskipun mendapatkan panggilan untuk ikut ujian.
Sekretaris Jenderal Federasi Guru Independen Indonesia (FGII), Iwan Hermawan, di Bandung, Selasa (31/7/2012), memenuhi janjinya tidak ikut UKG sebagai bentuk boikot.
Iwan seharusnya mengikuti UKG pada Selasa ini di shift kedua yang dimulai pukul 10.00 WIB di SMAN 26 Bandung, dengan mata pelajaran sosiologi.
Tindakan serupa juga dilakukan Ketua Majelis Pertimbangan Organisasi FGII, Hartono, yang juga menjabat Kepala SMAN 12 Bandung. Hartono seharusnya UKG shift pertama pukul 07.00 WIB di SMAN 12 Bandung untuk mata pejalaran matematika.
Kedua guru tersebut lebih memilih mengajar daripada ikut UKG. “Kami bependapat, UKG proyek dadakan dari Kemendikbud yang hanya pemborosan waktu dan biaya. Selain itu, UKG sebagai bentuk evaluasi yang tidak komprehenshif,” ujar Iwan.
Menurut Iwan, UKG hanya menguji kognisi. Padahal, praktik mengajar menentukan 60 persen keberhasilan kegiatan belajar-mengajar. Hal itu sebagaimana amanat PP 74 Tahun 2008 tentang guru yg menyebutkan, uji kompetesi guru terdiri dari 60 persen praktik dan 40 persen teori.
“UKG ini cermin kegagalan Kemendikbud mensertifikasi 1,3 juta guru yang diselenggarakan LPTK. Sebaiknya Kemendikbud lebih berkonsetrasi, bagaimana untuk melakukan sertifikasi yang baik terhadap 1,6 juta guru yg belum di sertifikasi, sehingga tidak gagal,” kata Iwan.
Iwan menyebutkan, evaluasi semestinya bukan guru, tetapi LPTK yang menyelengarakan sertifikasi guru. “Kami menolak guru hanya dijadikan kelinci percobaan. Makanya kami melawan,” tegas Iwan. (Sumber : Blog Opini Dan Informasi, Blogger Bojonegoro)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar